Dukung Dan Menjawab Ketahanan Pangan, Lapas Ambon Berhasil Panen Selada Hidroponik Hasil Program Kemandirian
- Administrator
- Selasa, 05 Agustus 2025 15:21
- 51 Lihat
- EKONOMI

Ambon, CM- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Ambon di bawa Naungan Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Maluku kembali menorehkan prestasi dengan memanen selada hidroponik hasil budidaya warga binaan, Selasa (05/08). Kegiatan ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan nasional sekaligus upaya pembinaan keterampilan bagi warga binaan. Panen kali ini menandai kesuksesan berkelanjutan sejak program serupa diluncurkan sebelumnya .
Dengan memanfaatkan teknologi hidroponik, Lapas Ambon membudidayakan selada tanpa menggunakan media tanah, melainkan air yang diperkaya nutrisi khusus. Sistem ini terbukti efektif, terutama di lingkungan Lapas yang memiliki keterbatasan lahan. Selada tumbuh optimal dengan siklus panen sekitar 10–15 hari setelah semai, menandai keberhasilan panen berkelanjutan sejak program ini dimulai.
Dalam keterangan pers yang diterima redaksi Citra Maluku, Kepala Pelaksana Harian (Plh) Kepala Lapas Kelas IIA Ambon, Andi Baso, menyampaikan bahwa budidaya hidroponik tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan warga binaan melalui keterampilan bertani modern. “Mereka bisa menerapkan ilmu yang diperoleh setelah bebas, bahkan membuka peluang usaha yang produktif,” ujar Andi.
Sebanyak 18 kg selada hasil panen kali ini akan didistribusikan ke supermarket ternama di Ambon seperti Indogrosir, serta dijual langsung kepada petugas Lapas dan keluarga warga binaan yang berkunjung. Langkah ini menjadi wujud transparansi pembinaan dan menunjukkan kepada masyarakat hasil nyata dari proses rehabilitasi di Lapas.
Lebih dari sekadar aspek ekonomi, kegiatan bertani ini juga memberikan dampak psikologis yang positif bagi Warga Binaan. Aktivitas menanam dan memanen terbukti mampu mengurangi stres, menumbuhkan rasa tanggung jawab, serta meningkatkan motivasi warga binaan untuk berubah. Efek terapeutik ini menjadi elemen penting dalam keberhasilan proses reintegrasi sosial.
Salah satu warga binaan (SW) yang terlibat langsung dalam program kemandirian bidang pertanian menyampaikan kisah yang menggugah. Ia kini telah mahir menjalankan seluruh tahapan budidaya selada hidroponik, mulai dari penyemaian, perawatan, pemanenan, hingga proses pengemasan untuk siap distribusi. Ketekunan dan semangat belajar yang ia tanamkan setiap hari membuahkan hasil yang nyata.
Dengan senyum penuh harapan, ia mengungkapkan rasa syukur karena mendapat kesempatan mengikuti program ini. “Program hidroponik di Lapas Ambon ini bukan hanya tentang menanam sayuran, tapi juga tentang menanam harapan. Saya belajar banyak, bukan hanya teknik pertanian, tapi juga disiplin, kerja sama, dan rasa percaya diri. Saya yakin, ilmu ini bisa saya bawa ke luar nanti untuk membuka peluang usaha dan mengubah masa depan saya,” tuturnya.
Hal ini menjadi bukti bahwa di balik jeruji, masih ada ruang untuk tumbuh, berkarya, dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Melalui program kemandirian seperti ini, Lapas Ambon tidak hanya membina, tetapi juga membuka jalan bagi warga binaan untuk menata hidup dengan kemampuan nyata dan semangat baru.
Disisi lain Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, menyampaikan dukungan penuh terhadap program pertanian yang berjalan di Lapas dan Rutan. “Kegiatan ini sejalan dengan Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Bapak Agus Andrianto, yang fokus pada pemberdayaan warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan. Ini juga merupakan tindak lanjut dari program Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden dalam mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan,” tegasnya.(CM/ML/**)