Guna Peningkatan Produksi Gula Nira Koli (Borassus flabellifer L) Pada Kelompok Industri RT Di Desa Oirata, Tim Dosen Unpatti Lakukan Kegiatan Pengabdian PKM

  • Administrator
  • Jumat, 19 September 2025 02:21
  • 14 Lihat
  • PENDIDIKAN

Ambon, CM- Tim Dosen Universitas Pattimura melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Oirata, Maluku Barat Daya. Dalam pers release yang di peroleh Media Citra Maluku pada Kamis, (18/09-25). Yang mana, kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) ini merupakan hibah Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), DIRJEN DIKTI SAINTEK Tahun 2025.

Kegiatan yang berpusat pada desa Oirata ini dimulai dengan kegiatan sosialisasi kepada mitra yang dilakukan pada tanggal 04 September 2025, dan dilanjutkan kegiatan pelatihan kepada peserta pada tanggal 18 September 2025.

Diketahui, tim yang terdiri dari 3 (tiga) orang dosen dan 2 (dua) mahasiswa melaksanakan kegiatan awal dengan melakukan sosialisasi bagi mitra masyarakat  kepada 10 orang masyarakat  kelompok Industri Rumah Tangga (RT) di Desa Oirata, Maluku Barat Daya, tentang penerapan teknologi untuk peningkatan produksi gula merah dari nira koli (Borassus flabellifer L.).

Dalam sosialisasi awal kegiatan dibuka dengan penyampaian arahan singkat terkait gula merah koli dari ketua tim, Priska M. Pattiasina, S.Si., M.Sc. (Dosen Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Unpatti).

Kepada peserta sosialisasi dalam arahan, Pattiasina menjelaskan bahwa, tanaman koli merupakan sejenis tanaman palem yang endemik yang tumbuh di Pulau Kisar, Maluku Barat Daya. Hal ini karena tanaman ini tumbuh di wilayah yang memiliki jenis tanah berkarang.

“Desa Oirata merupakan satu-satunya desa di Pulau Kisar yang memanfaatkan nira koli sebagai bahan utama dalam pembuatan gula merah koli. Dan perlu kita sama -sama ketahui bahwa tanaman ini berada dan tumbuh pada areal (Lokasi) tanah yang berkarang. Dan alam desa Oirata Adalah salah satu desa yang potensi sangat besar pertumbuhan tanaman ini, bahkan menjadikan tanaman ini sebagai nilai ekonomi bagi Masyarakat desa Oirata”tutur Pattiasina.

Sedangkan di desa lain pattiasina menambahkan, bahwa desa lainnya yang juga masi satu wilayah dengan desa Oirata hanya memanfaatkan nira koli sebagai minuman beralkohol yang dikenal dengan nama sopi koli.

Diketahui kata Dia, bahwa dalam proses pembuatan gula merah koli masih dilakukan dengan cara yang masih sangat sederhana yaitu penggunan wajan dengan melakukan pengadukan secara manual.

“Proses pencetakan gulapun masih digunakan alat yang sederhana seperti batok kelapa sebagai cetakan gula”jelasnya.

Terkait dengan pemanfaatan, gula merah koli yang dibuat oleh kelompok masyarakat Desa Oirata biasanya dikonsumsi sendiri dan juga diperjualbelikan pada kalangan terbatas atau masyarakat sekitar di Pulau Kisar, Maluku Barat Daya. Dan proses gula merah koli ini menjadi primadona ekonomi Masyarakat dan tentu Masyarakat desa menggantungkan hidup pada penjualan produk hasil pengolahan sumber daya alam ini.

“Sumber daya alam tersebut memiliki nilai jual yang tinggi jika potensinya dapat diolah secara optimal, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kondisi ekonomi daerah dan mendukung ketahanan pangan di Maluku Barat Daya terkhususnya Masyarakat desa Oirata”tutupnya singkat.

Ditempat yang sama oleh Nelson Gaspersz, S.Si., M.Si. (Dosen Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Unpatti), yang tampil dalam pemberi materi ke-dua dalam paparannya ini terkait atau berkaitan dengan penerapan teknologi tepat guna berupa alat pemasakan gula merah koli. Dan permasalahan yang dihadapi mitra salah satunya adalah lamanya proses pemasakan gula merah koli dengan jumlah produksi gula merah koli yang belum maksimal.

“Proses pengolahan yang dilakukan oleh masyarakat masih bersifat konvensional menggunakan wajan yang diaduk dengan spatula secara manual dengan pemanasan selama beberapa jam”ucapnya.

Dari segi pengelolaan kata Dia, secara konvensional tidak efektif, sehingga berdampak pada meningkatnya jumlah bahan bakar kayu yang harus digunakan untuk proses pemasakan gula.

Selain itu, kapasitas produksi juga bergantung pada ukuran peralatan pemanasan, sehingga produk gula merah yang dihasilkan sekali proses pemasakan lebih sedikit jumlahnya.

Olehnya dengan kegiatan sosialisasi ini, tim berharap melalui kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM), tim akan membantu masyarakat melalui penyediaan teknologi tepat guna berupa alat pemasakan gula merah koli. Dan peralatan yang nantinya digunakan atau diterapkan dapat membantu mitra masyarakat dalam proses pembuatan gula merah koli yang lebih cepat dengan hasil produksi yang lebih tinggi dan dengan bentuk cetakan yang lebih variative, kualitas lebih baik dari sebelumnya.

“Dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh tim, akan berdampak langsung pada proses pembuatan gula merah koli pada industri rumah tangga sebagai solusi peningkatan ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat Desa Oirata”Tutupnya sambil berharap.

Dalam kesempatan yang sama, mitra masyarakat juga diberikan pemahaman oleh ketua tim PKM tentang desain kemasan untuk pengemasan produk gula merah koli agar lebih menarik perhatian konsumen

“Produk perlu dikemas untuk memastikan kualitas tetap terjaga dalam jangka waktu tertentu. Dengan memberi label pada kemasan, akan mempermudah produk mitra lebih dikenal dan diingat oleh pembeli”ungkapnya.

Bahkan lanjutnya, desain kemasan yang menarik juga meningkatkan nilai jual produk. Hal ini berdampak pada peningkatan penjualan produk gula merah koli yang dapat dikemas dalam kemasan berlabel dan dijual dengan harga yang lebih kompetitif serta jangkauan pasar yang lebih luas.

Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pemasakan gula dengan alat yang diberikan, serta proses pencetakan gula, maupun pembuatan gula merah serbuk sampai dengan proses pengemasan yang dilakukan bersama mitra.(CM/HC)

 

 

Komentar

0 Komentar